Sabtu, 29 Desember 2018

Legenda Gunung Rantemario Cerita Rakyat Gunung Latimojong

NAIK GUNUNG - Dahulu kala, pernah hidup seorang nenek dan cucunya yang bernama Mori. Sudah menjadi keharusan untuk kelangsungan hidupnya, Nenek mori harus berburu anoa selain
berharap dari pangan hasil bumi yang tidak tiap harinya bisa ia tuai hasilnya untuk kebutuhan konsumsi setiap hari. 

Nenek mori diberkahi kelebihan khusus, memiliki indera keenam yang mampu melihat dan bersahabat dengan makhluk halus/gaib, masyarakat percaya bahwa nenek Mori sering berburu bersama
dengan makhluk halus pada sebuah gunung yang sebagian penyusunnya adalah bebatuan. 

Nenek mori juga memiliki kerbau putih yang diberi tanda di bagian telinganya dan apabila kerbau putih tersebut mendadak berlari seolah ada yang mengejar maka pertanda akan segera turun hujan. 

Selain itu, ada yang unik dan terspesialkan dari kisah hidup Nenek mori, beliau tidak berburu seperti yang masyarakat lain lakukan. Nenek mori berburu dengan cara melantungkan kidung untuk anoa-anoa yang berkeliaran liar di hutan sekitar gunung tersebut. Bila ingin memulai perburuannya, Nenek mori melantunkan kidung diatas sebuah batu besar di puncak gunung, suara Nenek mori yang terhembus oleh angin dan menggema karena memantul di dinding gunung dan lembah di bawah puncak gunung mengalun memanggil dan seolah mengajak yang kedengaran seperti lantunan kidung persahabatan, maka anoa-anoa pun berdatangan dengan jinak kemudian menghampirinya. Begitu banyak anoa yang menghampiri sehingga Nenek mori hanya cukup memilih yang mana yang akan diambil sementara anoa-anoa itu dengan pasrah menyerahkan dirinya kepada Nenek mori tanpa perlawanan sedikitpun. Banyak yang menduga Nenek mori juga berkawan dengan anoa-anoa di gunung itu. 

Hingga tiba juga lah masanya, Nenek mori merasa waktunya untuk hidup di dunia semakin menipis sehingga ia berpesan pada cucunya si Mori “Dengarkan sebaik-baik pendengaran mu kata-kata ku ini. Apabila engkau datang di dekat batu tempat biasa nenek bernyanyi sekaligus berburu anoa, kamu harus berteriak dan seketika itu pula maka daging-daging anoa pun akan tersedia, ini adalah janji mu untuk ku, bila engkau melanggarnya maka kamu tidak akan mendapatkan apa pun dan sungguh aku akan meninggalkan mu cucu ku”. Mori pun mendengarkan dan berjanji kepada neneknya akan mematuhi pesan sekaligus perintah neneknya itu. 

Namun semakin lama Mori semakin diliputi rasa penasaran. Karena merasa aneh dengan sikap neneknya, Mori pun mendatangi batu tempat neneknya bernyanyi serta berburu secara diam-diam dengan harapan dapat bertemu dengan neneknya lagi dan kemudian berteriak memanggil neneknya, namun janji telah diingkari, tali kesepakatan telah terputus, Nenek mori pun menghilang dan sampai saat ini dipercaya Mori masih sering datang ke gunung itu namun tidak ada lagi suara dari lantunan Nenek mori dan daging anoa yang tersedia. Itulah legenda mengapa gunung tersebut dinamakan gunung Nene Mori(dalam bahasa Indonesia adalah Nenek Mori). 

Disebelah utara gunung Nene Mori terhampar punggungan gunung nan luas yang hampir keseluruhan lantainya tersusun dari batu hitam (penduduk sekitar menamainya batu bolong). Begitu luasnya, dipertigaan jalur menuju ke gunung Nene Mori-karangan-Puncaknya terdapat lapangan yang luasnya hampir tidak lebih kecil dari luas lapangan sepak bola. Konon ceritanyan gunung ini adalah tempat segala makhluk berbahagia.Daratan/lapangan yang cukup luas yang memberikan kesenangan dan kebahagiaan, muemang secara logis itu karena indahnya pemandangan di Batu bolong ini namun penyebab kebahagiaan yang lain hanya Tuhan yang tahu,kita manusia terlalu banyak menduga. 

Terdiri dari dua kata dalam bahasa Duri tentunya yakni “Rante = Daratan luas/lapangan” dan “Mario = Senang/Bahagia”. Itulah mengapa gunung ini dinamakan Rantemario. Rantemario puncak gunung yang berarti Daratan kebahagiaan dan tepatnya daratan yang berada di puncak gunung sehingga dapat dikatakan puncak kebahagiaan. Namun karena kedua gunung ini saling menyambung dan pasti salah satu gunung ini terlihat bila berada di puncak gunung Rantemario maupun Nene Mori serta legenda gunung ini saling bertolak belakang walaupun gunung ini tidak terpisahkan. Sehinnga bila letak geografis dan legenda dari kedua gunung ini diformulasikan maka akan tercipta chemistry kata-kata “Rantemario adalah puncak kebahagiaan dibalik durja Nenek Mori” 


Artikel ini telah tayang di “http://madipalafipunm.blogspot.com/2012/04/legenda-rakyat-gunung-rantemario.html” 

Dengan judul “Legenda Rakyat Gunung Rantemario Enrekang SulSel” 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar